Awesome Image

Simulasi Brigade Siaga Bencana Gempa Megatrusht di RSUD Ajibarang

  Persiapan bencana gempa adalah serangkaian langkah dan strategi yang dirancang untuk meminimalkan dampak dari gempa bumi. Persiapan ini mencakup pengelolaan sumber daya, edukasi, pelatihan, dan pengembangan sistem untuk melindungi manusia, infrastruktur, dan lingkungan dari kerugian akibat gempa. Persiapan bencana gempa penting karena gempa bumi datang tanpa peringatan dan dapat menyebabkan kerusakan parah pada skala yang luas.

   RSUD Ajibarang berencana melakukan kegiatan ini di tanggal 5 Oktober 2024, dengan menitikfokuskan pada semua ruangan dalam menghadapi Gempa Megatrust. Simulasi ini diawali dengan pelatihan yang melibatkan seluruh ruangan yang ada di rumah sakit, pemantapan Tim BSB itu sedniri, penilaian kemali alur titik kumpul dan perencanaan IGD darurat karena salah satu skenario adalah lumpuhnya pelayanan akibat ruangan hancur.
Simulasi Brigade Siaga Bencana Gempa Megathrust di rumah sakit sangat penting karena sejumlah alasan kritis yang berkaitan dengan kesiapan, keselamatan, dan respons cepat dalam situasi darurat. Berikut beberapa alasan mengapa simulasi ini diperlukan:

1.  Peningkatan Kesiapsiagaan dan Respon Darurat
    Simulasi bencana gempa membantu rumah sakit mempersiapkan sistem respons yang terkoordinasi. Gempa Megathrust, yang memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan besar dan jumlah korban yang tinggi, memerlukan kesiapsiagaan yang matang untuk meminimalkan dampak terhadap staf, pasien, dan infrastruktur rumah sakit. Dengan simulasi, staf medis, keamanan, dan logistik dapat dilatih untuk merespon dengan cepat dan efisien.

2.  Evaluasi Sistem Evakuasi
    Rumah sakit harus memiliki rencana evakuasi yang jelas dan terstruktur. Simulasi memungkinkan uji coba jalur evakuasi, penggunaan alat bantu evakuasi (seperti tandu atau kursi roda), serta menguji apakah jalur evakuasi sudah sesuai untuk pasien dengan kondisi berbeda (ICU, bangsal rawat inap, dll.). Hal ini penting untuk memastikan semua pihak dapat dievakuasi dengan aman.

3.   Pengujian Infrastruktur dan Peralatan
   Simulasi juga membantu dalam mengidentifikasi kelemahan infrastruktur rumah sakit, seperti kerentanan bangunan terhadap gempa atau ketahanan sistem kelistrikan darurat. Selain itu, peralatan medis dan fasilitas penting seperti generator, sistem komunikasi, dan cadangan air juga diuji dalam kondisi simulasi bencana.

4.   Koordinasi Antar Tim dan Pihak Eksternal
   Simulasi bencana membantu memastikan bahwa komunikasi dan koordinasi antara berbagai tim rumah sakit, seperti dokter, perawat, tim keamanan, dan administrasi, berjalan lancar. Selain itu, simulasi memungkinkan kolaborasi dengan pihak eksternal seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), ambulans, pemadam kebakaran, dan polisi. Melalui latihan ini, semua pihak bisa mengetahui peran dan tanggung jawab masing-masing.

5.  Penyelamatan dan Perawatan Pasien dalam Kondisi Darurat
   Gempa dapat menyebabkan kerusakan pada fasilitas medis dan infrastruktur, seperti hancurnya bangunan atau terputusnya listrik. Simulasi ini penting untuk mempersiapkan skenario darurat terkait penyelamatan pasien di dalam rumah sakit, termasuk bagaimana cara menangani pasien kritis, seperti di ICU, ruang operasi, atau bayi di NICU, ketika terjadi gempa besar.

6.   Manajemen Kapasitas Rumah Sakit
   Simulasi membantu rumah sakit menyiapkan skenario bagaimana menangani lonjakan pasien pasca-bencana. Hal ini termasuk pengelolaan logistik seperti stok obat-obatan, suplai darah, persediaan medis, dan alokasi ruang untuk korban gempa. Simulasi ini memberikan wawasan tentang bagaimana rumah sakit harus mengelola keterbatasan sumber daya dalam situasi darurat.

7.   Pendidikan dan Pelatihan Staf
   Simulasi ini memberikan kesempatan kepada seluruh staf untuk belajar dan meningkatkan pemahaman mereka tentang tindakan darurat, manajemen trauma, serta cara bekerja dalam kondisi yang penuh tekanan. Pelatihan ini meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan mereka dalam menghadapi bencana yang sesungguhnya.

8.  Pengelolaan Risiko dan Mitigasi
    Rumah sakit harus mampu mengidentifikasi risiko terbesar yang dihadapi dalam skenario gempa besar. Simulasi memungkinkan mereka menguji rencana mitigasi bencana, meminimalkan potensi kerugian, dan mengelola risiko yang ada. Misalnya, menilai apakah sumber daya kritis seperti oksigen atau suplai darah dapat diakses selama gempa.

9.  Mengurangi Dampak Psikologis
   Simulasi bencana juga membantu mempersiapkan mental staf rumah sakit dalam menghadapi situasi darurat yang penuh tekanan. Melalui simulasi berulang, mereka bisa belajar untuk tetap tenang dan mengambil tindakan yang tepat, yang sangat penting untuk keselamatan pasien dan diri mereka sendiri.

10.  Pemenuhan Standar Akreditasi dan Regulasi
    Banyak standar akreditasi rumah sakit, baik nasional maupun internasional, yang mengharuskan adanya rencana darurat dan pelatihan rutin terkait bencana alam. Melakukan simulasi secara berkala membantu rumah sakit memenuhi syarat-syarat akreditasi tersebut, serta memastikan bahwa rumah sakit telah mematuhi regulasi yang ada.

    Simulasi Brigade Siaga Bencana Gempa Megathrust di rumah sakit sangat penting untuk memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat. Ini mencakup identifikasi resiko, kesiapan infrastruktur, koordinasi antar tim, pengelolaan pasien, dan memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat. Dengan simulasi yang terencana dan teratur, rumah sakit dapat merespons dengan cepat dan efisien saat gempa terjadi, sehingga risiko korban jiwa dan kerusakan dapat diminimalkan.

 

 

dr. Igun Winarno, SpAn-TI
Kepala Instalasi Diklat dan PSDM
Kepala Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensive
Ketua Komite Mutu