Awesome Image
Written By

SIMULASI BRIGADE SIAGA BENCANA

Ajibarang, 5 Oktober 2024 – Untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat dan isu bencana megathrust, dengan dimotori oleh Kepala Instalasi Diklat dan PSDM yang juga surveyor akreditasi rumah sakit dr. Igun Winarno, Sp.An-TI., FISQua, RSUD Ajibarang menggelar simulasi penanganan bencana gempa bumi pada hari ini. Kegiatan ini melibatkan seluruh tenaga medis, staf rumah sakit, serta pasien dalam upaya menguji efektivitas prosedur tanggap darurat yang ada.

Simulasi tersebut dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan skenario gempa bumi berkekuatan 7,5 skala Richter yang mengguncang daerah sekitar rumah sakit. Begitu sirine darurat berbunyi, seluruh petugas langsung bergerak sesuai prosedur yang telah ditetapkan dalam rencana tanggap darurat. Selama gempa berlangsung petugas dan beberapa pasien yang mengikuti simulasi berlindung di area segitiga kehidupan. Setelah gempa selesai peserta simulasi berjalan secara tertib berjalan mengikuti jalur evakuasi dan menuju titik kumpul yang telah ditentukan sesuai areanya.

 

 

Simulasi ini menguji berbagai aspek penanganan bencana, termasuk evakuasi pasien dengan kebutuhan khusus, koordinasi antar petugas medis, dan respons terhadap kemungkinan kebakaran pasca-gempa. Selain itu, unit gawat darurat memainkan peran penting dalam menangani pasien "terluka" akibat skenario gempa, seperti korban dengan cedera kepala dan patah tulang.

Direktur RSUD Ajibarang, dr. Noegroho Harbani, M.Sc., Sp.S., FISQua menyatakan bahwa simulasi ini sangat penting untuk memastikan kesiapan rumah sakit dalam menghadapi bencana sesungguhnya. “Rumah sakit adalah salah satu fasilitas vital yang harus tetap berfungsi dalam situasi darurat. Simulasi ini membantu kami mengevaluasi protokol yang ada dan memastikan semua elemen dapat berkoordinasi dengan baik,” ungkap dr. Noeg.

 

Dalam sekenario simulasi ini, Gedung IGD tidak dapat difungsikan, sehingga rumah sakit membangun IGD Darurat di area yang aman yaitu area parkir karyawan, dengan menggunkanan tenda darurat. Petugas medis harus memastikan bahwa pasien-pasien dengan kondisi kritis dapat dipindahkan dengan aman tanpa mengganggu stabilitas kesehatan mereka.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam simulasi ini adalah evakuasi pasien yang berada di ICU, ruang operasi dan pasien yang sedang mendapatkan tindakan dialisis di ruang Hemodialisa. Berdasarkan pencatatan cepat yang dilakukan dapat diinformasikan korban terdampak gempa adalah sebagai berikut : 54 luka ringan, 16 korban darurat, 10 pasien gawat.

Hasil evaluasi awal dari simulasi ini menunjukkan bahwa secara umum, respons rumah sakit terhadap bencana sudah cukup baik, meskipun masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki. Salah satunya adalah efisiensi waktu evakuasi pasien dari lantai atas yang masih memerlukan peningkatan. Simulasi ini memberikan banyak pelajaran penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana besar. Meskipun terdapat beberapa kendala teknis, simulasi ini memberikan gambaran yang jelas mengenai tindakan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.

 

 

DOKEMENTASI KEGIATAN