Awesome Image

"Ilmu Syar’i, Ilmu Profesi dan Ilmu Beladiri dalam Perspektif Membangun SDM yang Unggul"

By. goens"GN"

Islam mengajarkan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” Ilmu tidak hanya menjadi sarana untuk mencapai kemajuan duniawi, tetapi juga sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam QS. Al-Mujadalah: 11, Allah berfirman, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat,” menunjukkan bahwa ilmu memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi-Nya. Dengan menuntut ilmu, seorang Muslim dapat meningkatkan kualitas diri, memperluas wawasan, dan memperkuat keimanan, sehingga dapat memberi manfaat tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagi masyarakat dan umat secara keseluruhan.

Dalam pengajian Jumat pagi yang disampaikan oleh Ustadz Gusmanto di Masjid Baitussyfa RSUD Ajibarang, beliau menekankan pentingnya keseimbangan dalam menguasai tiga jenis ilmu, yaitu ilmu syar’i, ilmu profesi, dan ilmu beladiri. Ketiga ilmu ini bukan hanya sekedar pengetahuan, tetapi juga merupakan landasan untuk menjalani kehidupan yang penuh berkah, produktif, dan seimbang. Perspektif ini sangat relevan dalam dunia pendidikan, terutama dalam menerapkan konsep takwa, cerdas, dan terampil, yang merupakan nilai dasar dalam membangun generasi yang siap menghadapi tantangan zaman.

1. Ilmu Syar’i: Menumbuhkan Takwa

Ilmu syar’i, atau ilmu agama, adalah ilmu yang mengajarkan kita bagaimana beribadah dan hidup sesuai dengan tuntunan Islam. Ilmu ini penting untuk "nguripke ati" atau menghidupkan hati. Dalam dunia pendidikan, pembelajaran tentang agama dapat menjadi dasar pembentukan karakter siswa. Takwa, yang berarti ketakwaan kepada Allah, dapat dicapai melalui pemahaman yang benar tentang ajaran agama. Dengan memiliki hati yang penuh rasa takut dan cinta kepada Allah, seorang individu dapat menjadi lebih sabar, disiplin, dan ikhlas dalam menghadapi segala ujian kehidupan.

Takwa adalah fondasi yang penting dalam pendidikan. Seorang siswa yang dibekali ilmu agama dengan baik, akan selalu mengingat prinsip moral dan etika dalam setiap tindakannya. Mereka tidak hanya menjadi cerdas dalam aspek kognitif, tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan rasa tanggung jawab yang tinggi.

Dalam konteks dunia kesehatan, takwa bukan hanya sekadar ketaatan kepada Allah dalam aspek ibadah, tetapi juga mencakup kesadaran moral yang mendalam dalam menjalankan profesi. Takwa adalah pondasi spiritual yang mengarahkan setiap tindakan, keputusan, dan pelayanan seorang tenaga kesehatan, termasuk di RSUD Ajibarang, untuk selalu berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam.

Makna Takwa dalam Kehidupan Sehari-hari

Takwa, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Hujurat: 13, menjelaskan bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Bagi tenaga kesehatan, makna takwa ini bisa diterjemahkan dalam bentuk kepedulian terhadap pasien, integritas dalam pekerjaan, dan ketulusan hati dalam memberikan pelayanan. Takwa bukan hanya tentang menjalankan kewajiban agama, tetapi juga tentang menjaga hati dan perilaku agar selalu sesuai dengan ajaran Allah.

Dalam dunia kesehatan, takwa bisa diwujudkan dengan sikap yang penuh empati, jujur, dan transparan kepada pasien. Setiap tindakan medis yang dilakukan harus berlandaskan niat untuk memberikan pelayanan terbaik demi kebaikan pasien, serta menjauhkan diri dari sikap egois atau memanfaatkan posisi untuk kepentingan pribadi.

Ilmu Syar’i sebagai Landasan Takwa

Sebagai tenaga kesehatan di RSUD Ajibarang, ilmu syar’i memberikan panduan dalam setiap tindakan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesi. Dengan menguasai ilmu syar’i, seorang tenaga kesehatan akan mampu menjaga takwa dalam segala situasi, termasuk dalam menjalankan tugas yang penuh tantangan.

Ilmu agama yang kuat akan memperkuat ketahanan spiritual seorang tenaga kesehatan, memastikan bahwa mereka senantiasa menjaga niat ikhlas, berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien, serta menjaga integritas dan kejujuran dalam setiap langkah profesinya.

Takwa sebagai Pondasi dalam Pelayanan Kesehatan

Takwa memberikan kesadaran yang mendalam tentang hak dan kewajiban dalam pelayanan kesehatan. Seorang tenaga kesehatan yang bertakwa akan selalu menjaga sikap profesional dan menjaga martabat pasien dengan penuh rasa hormat. Dalam konteks ini, takwa mendorong tenaga kesehatan untuk menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, mengutamakan kesejahteraan pasien, dan berusaha menghindari kesalahan atau kelalaian yang dapat merugikan pasien atau pihak lain.

Keseimbangan antara Takwa, Cerdas, dan Terampil

Takwa yang diterapkan dalam profesi tenaga kesehatan di RSUD Ajibarang juga harus diimbangi dengan kecerdasan (ilmu profesi) dan keterampilan (ilmu beladiri atau keterampilan praktis lainnya). Dengan kata lain, takwa harus menjadi landasan yang kuat dalam membangun kecerdasan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

Tenaga kesehatan yang bertakwa akan berusaha terus belajar dan mengembangkan diri, baik dalam aspek ilmiah (kognitif) maupun keterampilan praktis. Ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang mendorong generasi yang tidak hanya taat kepada agama, tetapi juga cerdas dan terampil dalam bidang profesinya.

Takwa sebagai pondasi spiritual bagi tenaga kesehatan di RSUD Ajibarang sangat penting dalam membentuk karakter dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. Melalui takwa, tenaga kesehatan akan selalu ingat bahwa tugas mereka tidak hanya melayani pasien secara fisik, tetapi juga memberikan perhatian pada kesejahteraan spiritual mereka. Dengan takwa, kecerdasan, dan keterampilan yang seimbang, tenaga kesehatan di RSUD Ajibarang dapat memberikan pelayanan yang tidak hanya efektif, tetapi juga penuh kasih sayang, kejujuran, dan integritas, sehingga dapat mencapai kesempurnaan dalam dunia dan akhirat.

2. Ilmu Profesi: Menjadi Cerdas

Ilmu profesi adalah ilmu yang kita pelajari dari pendidikan formal, mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Ilmu ini berfungsi untuk "nguripke otak" atau menghidupkan akal. Dalam konteks pendidikan, ini merujuk pada penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Pendidikan profesi memberikan keterampilan dan kemampuan berpikir kritis yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dunia nyata.

Seorang siswa yang terampil dalam ilmu profesi tidak hanya cerdas secara teoritis, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan praktis. Sebagai contoh, dalam bidang medis, siswa tidak hanya belajar tentang teori anatomi dan fisiologi, tetapi juga bagaimana menerapkannya dalam merawat pasien. Pendidikan yang berfokus pada ilmu profesi akan menciptakan individu yang tidak hanya tahu, tetapi juga mampu.

Ilmu dunia memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung produktivitas dan kualitas kerja pegawai RSUD Ajibarang. Dengan menguasai ilmu dalam bidang profesinya, setiap pegawai akan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membangun peradaban melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas. Selain itu, dengan niat yang benar, pekerjaan mereka dapat menjadi sarana ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah, sehingga tidak hanya menciptakan manfaat duniawi, tetapi juga memperoleh pahala yang besar di akhirat.

Oleh karena itu, penguasaan ilmu dunia tidak hanya tentang meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, tetapi juga tentang menjalankan pekerjaan dengan penuh kesadaran bahwa setiap tindakan kita adalah bagian dari pengabdian kepada Tuhan dan masyarakat.

3. Ilmu Beladiri: Menguatkan Jasadiyah

Ilmu beladiri mengajarkan kita bagaimana menjaga tubuh dan memperkuat fisik. Beladiri bukan hanya tentang keterampilan bertarung, tetapi juga tentang kedisiplinan, pengendalian diri, dan ketahanan fisik. Dalam konteks pendidikan, ilmu beladiri berfungsi untuk "nguripke otot" atau menghidupkan tubuh. Dengan memiliki tubuh yang sehat dan kuat, seseorang dapat lebih fokus dalam belajar, bekerja, dan beribadah.

Beladiri juga mengajarkan keterampilan psikomotorik, yaitu kemampuan untuk mengendalikan tubuh dalam berbagai situasi. Seorang siswa yang dilatih dalam beladiri tidak hanya memiliki fisik yang sehat, tetapi juga mental yang tangguh. Pendidikan jasmani yang memadukan beladiri dan kebugaran tubuh dapat membentuk karakter yang kuat dan disiplin.

Keseimbangan: Takwa, Cerdas, dan Terampil

Dalam dunia pendidikan, penting untuk mengintegrasikan ketiga aspek ini, qolbiyah (hati), aqliyah (akal), dan jasadiyah (tubuh) untuk menciptakan generasi yang seimbang. Jika hanya memiliki ilmu agama tanpa keterampilan profesi atau fisik, seseorang mungkin akan terbatas dalam kontribusinya kepada masyarakat. Begitu juga, jika hanya mengandalkan ilmu profesi atau fisik tanpa landasan moral dan spiritual, seseorang bisa kehilangan arah dan tujuan hidup.

Takwa menciptakan kesadaran spiritual yang mengarahkan seseorang untuk bertindak dengan ikhlas dalam bekerja. Cerdas memberikan kemampuan untuk bekerja secara efektif dan efisien, menggunakan ilmu yang telah dipelajari. Sedangkan terampil memungkinkan seseorang untuk bekerja keras dengan keterampilan praktis yang mereka miliki. Ketiganya, jika dijalankan secara seimbang, akan membawa keberkahan dalam kehidupan.

Pendidikan yang Berkelanjutan: Membangun Generasi Masa Depan

Dengan mengintegrasikan ketiga ilmu ini dalam kurikulum pendidikan, kita dapat membentuk generasi yang tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki akhlak yang baik dan tubuh yang sehat. Pendidikan yang berbasis pada nilai takwa, cerdas, dan terampil dapat membantu menciptakan masyarakat yang produktif, bermoral, dan bermanfaat bagi sesama.

Sebagaimana dijelaskan dalam pengajian Ustadz Gusmanto, jika seseorang bekerja dengan tiga aspek ini—kerja ikhlas, kerja cerdas, dan kerja keras—maka Allah akan memberikan rejeki yang tanpa batas. Konsep ini sejalan dengan tujuan pendidikan dalam Islam, yaitu menciptakan individu yang tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga di akhirat.

Dengan demikian, dunia pendidikan harus menjadi wadah yang menumbuhkan karakter, kecerdasan, dan keterampilan siswa secara holistik, agar mereka bisa menjadi pribadi yang bermanfaat, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan kehidupan.

 

Disarikan dari “Pengajian Jumat Pagi bersama Ustadz Gusmanto, Apt,MBA”

By.goens”GN”